Minggu, 10 Mei 2009

UTOPIAN menyelimuti kita

saya khawatir kita sekarang masih hidup dalam suasana pemikiran yang UTOPIAN,yaitu pemikiran yang masih selalu mencoba berpikir untuk mewujudkan tatanan kehidupan sosial yang perfect dan sempurna. Jangan jangan pemerintah kita para perencana dan para pemegang dan pembuat keputusan masih mempunyai pola pikir ini. mereka seenaknya saja membuat garis besar rencana pembangunan negara, rencana kebijakan untuk bangsa ini tanpa melihat kondisi nyata (real world) yang terjadi.tindakan yang utopis ini mungkin tidak kita rasakan namun ia tetap ada di setiap benak diri manusia, yaitu perasaan ingin membuat sesuatu menjadi sempurna cita-cita dan imajinasi yang tinggi. banyak tindakan pemerintah dan para administrator publik yang saya katakan sendiri masih bersifat utopis menurut kacamata saya sendiri. misalnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan dan undang-undang bahwa pornograpi, tapi kenyataan yang ada pornografi itu tidak bisa dihapuskan di muka bumi ini , ia telah hadir dalam diri manusia ribuan tahun yang lalu bahkan, semenjak adam dan hawa lahir kedunia. begitu juga dengan masalah kemiskinan, pemerintah mengembangkan program PNPM mandiri untuk mengentaskan masalah ini tapi bukti dilapangan mengatakan PNPM mandiri tersebut tidak cocok untuk diterapkan, karena program yang diusung tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sesungguhnya,,ini menunjukkan pemerintah kita masih berfikir UTOPIA, tidak melihat dunia nyata sebagai dasar mengambil kebijakannya atau keputusan nya.

saya juga khawatir bahwa suatu saat akan timbul pergerakan sosial yang menuntut kebebasan terhadap kondisi sosial yang terjadi, dimana pemerintah mulai kewalahan mengurusi rakyat, pemrintah mulai ugal-ugalan dalam memegang amanat, kemudian dilanjutkan dengan kondisi dan permasalahan masyarakat yang tidak juga bisa terselesaikan, dan berakhir dengan pemberontakan dimana masyarakat merasa dirugikan dengan tindakan penguasa dan mulai mengumpulkan masa untuk menuntut hak mereka. pergerakan sosial inii juga akan timbul karena ketimpangan yang terjadi antara kaum kapitalis dan working class yang ada di negara ini. pemerintah yang selama ini mendukung eksistensi para pemilik modal, para kaum borjuis modern dengan menyediakan kasur empuk dan regulasi yang menguntungkan kaum penindas ini yang mengambil nilai tambah yang lebih dari keringat para kaum pekerja. entahlah...

kebebasan untuk perubahan sosial

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Wow, pemikiran yg bagus....

(Deni si pemikir)
(awas botak!) ^^

Bermimpi ga masalah, yg penting tetep harus realistis..